Hasan Basri
Запись блога пользователя «Hasan Basri»
Kalau ada yang bilang liburan keluarga itu momen healing dan ketenangan, itu pasti belum pernah liburan bareng keluarga Arga. Karena buat mereka, suasananya bukan healing, tapi heboh sambil ngakak sampai sakit perut. Tapi ya itulah yang bikin liburan akhir tahun ini nggak bakal pernah bisa dilupain.
Semua berawal dari saat Rani bilang, “Kita liburan ya akhir tahun ini, biar refreshing.” Terdengar manis di awal. Tapi detik berikutnya, langsung chaos. Anak pertama, Dimas, bilang mau ke pantai. Adiknya, Alika, ngotot pengin ke theme park. Arga cuma bengong sambil buka kalkulator, takut biaya meroket. Dan Rani? Sudah mulai buka koper padahal belum tau tujuannya ke mana.
Akhirnya mereka memutuskan ke villa di daerah pegunungan. Kesannya tenang dan adem, tapi kenyataannya? Baru mau berangkat aja sudah berantem soal playlist. Dimas pengin playlist hip hop, Alika pengin lagu K-Pop, Arga pengin lagu lama, Rani cuma duduk memikirkan apakah ia sudah masukin skincare ke tas atau belum.
Perdebatan playlist ini akhirnya selesai dengan sangat diplomatis: semuanya nyanyi bareng lagu Indonesia 2000-an yang jelas-jelas tidak ada di wishlist siapa pun. Tapi random banget sampai semuanya ketawa. Dimas dan Alika teriak-teriak, Arga pura-pura jadi penyanyi cafe pinggir jalan, dan Rani jadi backing vocal yang padahal suaranya paling kencang.
Sampai di villa, suasana makin chaotic tapi fun. Buka pintu villa seperti adegan film. Anak-anak langsung lari, rebutan milih kamar, sampai lupa bantu turunin barang. Arga pasang wajah “Ayah kecewa”, Rani pasang wajah “Ibu pasrah”, tapi ya pada akhirnya mereka ketawa juga karena dua anak itu heboh banget.
Malam pertama diisi dengan barbeque. Harusnya sih manis, duduk melingkar sambil menikmati daging bakar. Tapi kenyataan? Arga membakar sosis sampai gosong, Dimas menuduh itu arang, Alika salah buka bumbu sampai pedasnya satu halaman villa kebau. Rani berusaha tetap anggun tapi akhirnya ketawa karena semua daging bentuknya nggak ada yang waras. Tapi meskipun gagal estetika, rasanya enak banget karena dimakan bareng-bareng sambil ketawa.
Besoknya mereka hiking ringan. Di foto terlihat seperti keluarga pencinta alam. Tapi realitanya: baru jalan lima menit sudah ngos-ngosan. Dimas bilang kurang olahraga, Alika bilang udara terlalu tipis, Arga bilang ini karena sepatu tidak mendukung, dan Rani cuma bilang “Aku lapar, ada roti nggak?” Butuh lima istirahat untuk sampai ke spot foto. Tapi pas sampai, hasil fotonya cakep banget, sampai pantes banget masuk album besar perjalanan akhir tahun yang mau dicetak Rani nanti.
Malam kedua lebih kacau. Mereka main kartu sampai heboh. Alika kalah terus dan ngambek, Dimas menang tapi malah mengejek adiknya, Rani berpura-pura jadi wasit biar tidak terjadi perang saudara, dan Arga cuma minta diskon poin karena merasa kartu yang dibagikan “nggak adil dari awal”. Endingnya? Semua ketawa karena masing-masing merasa paling benar.
Titik tergokil datang saat mereka memutuskan bikin video TikTok keluarga. Niat utamanya adalah video aesthetic. Nyatanya, hasilnya seperti komedi sekolah. Dimas lupa gerakan, Alika terlalu semangat sampai kepental, Arga telat masuk beat, dan Rani sibuk mengatur kamera sampai lupa ikut bagian awal. Tapi justru video kacau itulah yang paling lucu sampai diputar ulang berkali-kali sambil ketawa nggak berhenti.
Malam terakhir terasa beda. Masih heboh, tapi ada sisi mellow sedikit yang ngangenin. Mereka bercerita tentang momen terbaik selama liburan. Dimas bilang dia suka hiking karena akhirnya bisa lihat orang tuanya ketawa tanpa mikirin kerjaan. Alika bilang dia bahagia karena nggak perlu rebutan perhatian. Arga bilang hatinya hangat karena rumah itu bukan bangunan tapi orang-orang ini. Dan Rani bilang dia bersyukur karena ternyata cinta keluarga bukan harus sempurna, cukup ada dan nggak ditinggal.
Ketika pulang, suasananya nggak sedih sama sekali. Mereka pulang dengan memori baru, private jokes baru, dan rencana untuk liburan tahun depan. Dimas dan Alika semakin dekat, Arga lebih sering bercanda, dan Rani terlihat jauh lebih santai daripada sebelumnya. Mungkin liburan ini bukan yang paling mewah, bukan yang paling fancy, bahkan bukan yang paling rapi. Tapi ini jelas liburan paling bahagia.
Karena yang bikin liburan berkesan bukan destinasinya, tapi orang-orang yang bikin kita ketawa sampai lupa capek hidup.
Dan setiap kali mereka mendengar lagu-lagu random dari playlist mobil kemarin, mereka selalu saling pandang lalu ketawa. Seperti kode rahasia keluarga. Kode yang akan mereka simpan selamanya.
