Hasan Basri
Blog entry by Hasan Basri
Ada satu momen dalam setahun yang selalu membawa kehangatan tersendiri dalam sebuah keluarga: saat orang tua akhirnya bisa menghela napas sebentar dari pekerjaan, anak bebas dari rutinitas belajar, dan seluruh anggota keluarga punya waktu bersama tanpa gangguan. Itulah kenapa periode liburan sekolah baik di bulan Juli maupun Desember — selalu dianggap sebagai masa paling spesial.
Namun ada satu pertanyaan besar yang selalu muncul setiap tahun: apakah liburan kali ini hanya akan berlalu begitu saja, atau benar-benar menjadi perjalanan yang membekas di hati?
Banyak orang mengira liburan identik dengan rencana mahal. Padahal esensi liburan bukan pada destinasi, tetapi pada pengalaman bersama. Sehebat apa pun tempatnya, jika suasana hati tidak hadir, liburan terasa kosong. Sebaliknya, sekalipun hanya perjalanan sederhana, jika dilakukan dengan cinta dan kebersamaan, kenangan itu akan tinggal selamanya.
Periode liburan Juli biasanya bernuansa semangat. Anak-anak penuh energi setelah menyelesaikan ujian semester. Destinasi seperti theme park, wisata air, kebun binatang, dan resort pantai menjadi favorit keluarga. Ada rasa merdeka setelah bertarung dengan tugas sekolah, dan orang tua ikut merasakan kebahagiaan ketika melihat anak tertawa lepas.
Berbeda dengan Desember. Liburan di penghujung tahun memiliki rasa yang lebih intim. Banyak keluarga memilih staycation, perjalanan ke alam, atau pulang kampung. Ada yang menjadikan momen ini sebagai waktu refleksi — mengevaluasi pencapaian setahun terakhir sambil membangun impian baru untuk tahun yang akan datang. Desember menghadirkan kesan lebih emosional, seolah waktu berjalan lebih pelan agar setiap momen terasa penuh arti.
Sayangnya, banyak keluarga justru gagal menikmati liburan sepenuhnya karena perencanaan mendadak. Harga tiket melonjak, hotel penuh, itinerary berantakan, dan ujung-ujungnya perjalanan malah melelahkan.
Perencanaan adalah fondasi liburan yang berkesan. Tidak harus rumit, namun harus jelas:
• Tentukan bujet sejak awal
• Tentukan waktu dan durasi perjalanan
• Cocokkan destinasi dengan karakter keluarga
• Buat daftar aktivitas utama agar tidak kebingungan di lokasi
• Booking akomodasi jauh-jauh hari agar tidak kehabisan pilihan terbaik
Tren keluarga modern menunjukkan perubahan cara dalam merencanakan liburan. Orang tua kini lebih fokus pada “pengalaman” daripada sekadar jalan-jalan. Banyak keluarga memilih kegiatan yang bisa dinikmati bersama, seperti hiking ringan, workshop seni, kelas memasak lokal, tur budaya, atau wisata edukasi. Anak-anak mendapat pengalaman baru yang menyenangkan, sementara orang tua merasa uang yang dikeluarkan tidak sia-sia.
Liburan seharusnya menjadi investasi emosional, bukan perlombaan foto Instagram. Anak mungkin tidak akan ingat tempatnya secara detail, tetapi mereka akan ingat bahwa ada seseorang yang sabar menemani mereka bermain, mendengarkan cerita mereka, atau memeluk mereka sebelum tidur di hotel.
Yang lebih indah lagi, liburan dapat memperbaiki komunikasi dalam keluarga. Di tengah kesibukan harian, perhatian sering terpecah. Namun selama liburan, waktu dan fokus seluruhnya milik keluarga. Banyak keluarga yang justru menemukan kembali kedekatan saat bepergian bersama.
Jika kamu sedang merencanakan liburan tahun ini, anggaplah ini sebuah kesempatan untuk membangun memori, bukan hanya mengisi kalender. Baik itu liburan di kota sendiri, perjalanan wisata alam, atau road trip spontan, selama hati terhubung, kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
Jangan tunggu sampai anak-anak dewasa untuk mulai menciptakan memori. Waktu terasa berjalan sangat cepat. Tahu-tahu mereka sudah bukan anak kecil lagi, punya aktivitas sendiri, dan momen liburan tidak lagi sama.
Mulailah dari sekarang: catat tanggal libur, susun tujuan destinasi, atur anggaran, dan wujudkan rencana dengan penuh kesadaran bahwa setiap detik bersama keluarga itu berharga. Karena yang kita bangun sebenarnya bukan sekadar perjalanan, tetapi memori indah yang bertahan seumur hidup.
Liburan bukan hadiah untuk masa sulit — liburan adalah bagian dari hidup yang perlu dirayakan. Dan periode liburan sekolah adalah pintu terbaik untuk menciptakan kenangan yang tidak akan pernah pudar.
