Blog entry by Hasan Basri

Anyone in the world

Bagi setiap Muslim, nama haramain — dua kota suci Makkah dan Madinah — bukan sekadar lokasi di peta, tapi simbol cinta yang tak berujung. Di sanalah jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia datang dengan hati yang penuh harap. Mereka bukan hanya berziarah, tapi datang untuk merasakan kedekatan dengan Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah ﷺ. Setiap langkah di tanah suci terasa seperti pulang ke rumah yang sesungguhnya.

Makkah al-Mukarramah adalah jantung spiritual umat Islam. Di sinilah berdiri Ka'bah, kiblat seluruh umat Muslim, tempat doa-doa terbaik diucapkan. Rasulullah ﷺ bersabda, “Salat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus ribu salat di masjid lainnya.” (HR. Ibnu Majah). Tak heran, setiap kali azan berkumandang, lautan manusia langsung memenuhi setiap sudut masjid. Mereka datang dari berbagai negara, berbicara dengan bahasa yang berbeda, tapi memiliki satu tujuan yang sama — beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى.

Setiap detik di Makkah adalah momen berharga. Ketika seseorang bertawaf mengelilingi Ka'bah, hatinya seolah ditarik ke masa lalu, mengingat perjuangan Nabi Ibrahim عليه السلام dan Nabi Ismail عليه السلام dalam membangun rumah Allah. Setiap sujud terasa begitu dalam, setiap air mata yang jatuh membawa kelegaan dan ketenangan. Di sinilah manusia benar-benar menyadari bahwa dunia ini hanyalah tempat singgah, dan tujuan sejatinya adalah ridha Allah سبحانه وتعالى.

Sementara itu, Madinah al-Munawwarah memiliki pesona yang berbeda. Jika Makkah penuh semangat dan energi, Madinah memberikan kedamaian dan keteduhan. Di kota ini, Rasulullah ﷺ menanamkan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan persaudaraan. Tidak heran jika para jamaah sering menyebut Madinah sebagai kota yang menenangkan hati. Udara di sana terasa lembut, dan setiap langkah menuju Masjid Nabawi terasa ringan seakan dibimbing oleh cinta Rasulullah ﷺ.

Masjid Nabawi sendiri adalah simbol keindahan spiritual. Di dalamnya terdapat Raudhah, tempat yang disebut Rasulullah ﷺ sebagai taman dari taman-taman surga. Siapa pun yang berhasil berdoa di sana akan merasakan getaran batin yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Banyak jamaah menangis haru saat bisa bershalawat di depan makam Rasulullah ﷺ, seolah menumpahkan segala rindu yang selama ini tersimpan.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sangat menyadari bahwa Haramain bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga warisan dunia Islam. Karena itu, mereka berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jamaah. Setiap tahun, miliaran riyal dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur dua kota suci ini.

Perluasan besar-besaran dilakukan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi agar jutaan jamaah dapat beribadah dengan lebih nyaman. Area tawaf kini semakin luas, dilengkapi pendingin raksasa yang membuat suhu tetap sejuk meski di musim panas. Eskalator, lift, dan jalur khusus disediakan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Bahkan, petugas kebersihan bekerja 24 jam menjaga kesucian masjid agar selalu harum dan bersih.

Di sisi lain, pemerintah juga menghadirkan Kereta Cepat Haramain, transportasi modern yang menghubungkan Makkah, Madinah, dan Jeddah dalam waktu kurang dari dua jam. Ini menjadi solusi luar biasa bagi jamaah yang ingin berziarah ke dua kota suci dengan cepat dan nyaman. Pelayanan kesehatan juga menjadi prioritas utama. Rumah sakit khusus jamaah dengan tenaga medis multilingual siaga setiap saat, siap membantu tanpa biaya. Semua ini mencerminkan betapa besar perhatian pemerintah Saudi terhadap tamu-tamu Allah سبحانه وتعالى.

Bukan hanya dari sisi fasilitas, pelayanan spiritual pun terus ditingkatkan. Melalui aplikasi digital seperti Nusuk dan Eatmarna, jamaah dapat memesan jadwal ziarah, izin masuk Raudhah, hingga panduan ibadah Umrah secara online. Hal ini sangat membantu jamaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, agar bisa beribadah lebih tertib dan nyaman.

Namun di balik semua kemegahan dan teknologi modern itu, esensi Haramain tetap sama: tempat di mana semua manusia bersujud dalam kesetaraan. Tidak ada perbedaan pangkat, jabatan, atau kekayaan. Hanya ada hati yang tunduk, tubuh yang bersimpuh, dan jiwa yang berserah kepada Allah سبحانه وتعالى.

Di sinilah makna sejati ibadah terasa — ketika seseorang menyadari betapa kecil dirinya di hadapan Sang Maha Kuasa. Tak heran, banyak jamaah yang setelah pulang dari tanah suci merasakan perubahan besar dalam hidupnya. Mereka menjadi lebih sabar, lebih bersyukur, dan lebih sadar akan makna kehidupan yang sebenarnya.

Haramain tidak pernah berhenti menjadi magnet spiritual bagi jutaan Muslim di seluruh dunia. Dan bagi kamu yang merindukan momen sujud di depan Ka'bah atau ingin berdoa di Raudhah yang penuh berkah, inilah saat terbaik untuk mewujudkannya. Melalui Pusat Umroh, kamu bisa memilih berbagai paket perjalanan ibadah yang dirancang dengan kenyamanan dan pelayanan terbaik. Jadikan tahun ini sebagai langkah nyata untuk memenuhi panggilan Allah سبحانه وتعالى, karena tak ada kebahagiaan yang lebih indah daripada menjadi tamu-Nya di tanah suci.

Dan ketika nanti kamu berdiri di pelataran Ka'bah, menatap langit yang biru sambil berbisik, “Labbayk Allahumma Labbayk…”, kamu akan tahu — kerinduan itu akhirnya terjawab. Itulah keajaiban haramain, dua kota suci yang akan selalu hidup di hati setiap Muslim hingga akhir zaman.